Senin, 15 Februari 2010

MISTERI PIRAMIDA CHINA YANG TERSEMBUNYI

Piramida “tersembunyi” di China mulai marak diperbincangkan setelah surat kabar harian Amerika Serikat – Rocky Mountain News, terbitan tanggal 31 Maret 1947 – menampilkan dengan jelas foto sebuah piramida raksasa yang diambil oleh penerbang Maurice Sheahan pada akhir Perang Dunia ke-2.

http://dipta-jurnal.net/wp-content/uploads/2009/06/china_old.jpg

Maurice Sheahan mengambil foto tersebut ketika sedang mengudara di atas wilayah Propinsi Shensi, China. Sama halnya dengan Piramida di Bosnia, Piramida China sekilas memang terlihat seperti bukit / gunung. Vegetasi liar yang tumbuh di sekujur badan piramida mengaburkan pandangan akan bentuk sesungguhnya dari bangunan ini.

Tidak ada yang menyangka sebelumnya jika dibalik selimut lebat vegetasi liar itu tersembunyi khasanah arsitektur masa silam yang tak ternilai harganya. Bangunan inilah yang mungkin menjadi bagian dari kisah legenda piramida putih di China.

chinesepyr1

chinesepyr3

Beberapa arkeolog yang pernah mendatangi situs purbakala di propinsi Shensi memperkirakan tinggi salah satu piramida mencapai 300 meter. Piramida-piramida ditaksir telah berusia 4500 tahun, namun menurut catatan dua pedagang Australia di tahun 1912, seorang biksu setempat mengisahkan kepada mereka bahwa piramida telah dibangun 5000 tahun yang lalu.

Peneliti Jerman, Hartwig Hausdorf mengatakan terdapat kurang lebih ratusan piramida yang tersebar di daerah Shensi. Ukurannya pun bervariasi, yang terkecil mungkin hanya setinggi 4 – 5 meter, sedangkan yang terbesar memiliki ukuran yang hampir sama dengan Piramida matahari di situs purbakala Teotihucan, Meksiko.

Informasi mengenai piramida-piramida ini masih sangat sedikit, adanya kewenangan dari penduduk lokal yang menolak penggalian menjadi faktor penghambat penelitian lebih lanjut di situs yang dulunya pernah menjadi jantung dari peradaban China kuno ini.


Sumber :
Dipta - joystickrusak.ngeblogs.com



HARUSKAH KITA VALENTINE,,,?????????

Valentine, Hari Kasih yang Semu Oleh Sofyan Sirodj
15 Februari 2010
52 klik Beritahu Teman

BULAN Februari seolah menjadi bulan yang istimewa dan penuh cinta lantaran kehadiran Hari Valentine (Valentine’s Day) yang jatuh pada, Ahad (14/2) kemarin. Maka tak heran jika jutaan muda-mudi sampai dewasa merayakannya dengan suka cita.


Mereka saling memberikan kartu ucapan dan hadiah seperti bunga, boneka dan coklat. Para pelaku bisnis pun mengeruk keuntungan dari perayaan ini dengan menjual produk dan pernak-pernik Valentine.

Menjadi tanda tanya besar bagi kita, apakah mereka tidak mengetahui asal-usul hari Valentine dan hanya ikut-ikutan tren? Padahal, negara kita merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Penduduk yang seharusnya semangat dalam menampilkan syariat Islam akan tetapi justru menjadi rancu dengan kehadiran Hari Valentine yang membudaya.

Perayaan Seks
Sejak ribuan tahun, bangsa Romawi yang mempergunakan penanggalan tahun Masehi, menetapkan bulan Februari sebagai bulan cinta dan kesuburan. Cinta di sini bukanlah cinta dalam artian kasih sayang melainkan lebih dalam pemahaman hubungan seks.

Dalam kosakata Barat, istilah “Love” lebih menunjukkan “Seks” ketimbang kasih sayang. Istilah “Making Love” berarti hubungan kelamin, bukan kasih sayang yang memiliki istilah tersendiri dalam kamus Barat yaitu Affection. Oleh sebab itu, sejak dahulu kala, bulan Februari merupakan bulan yang selalu ditunggu-tunggu orang-orang Pagan Romawi untuk mencari pasangan baru secara resmi walau tiap hari mereka juga terbiasa ganti-ganti pasangan.

Perayaan seks di bulan Februari ini mencapai puncaknya pada pertengahan bulan dalam sebuah upacara yang disebut Lupercalian Festival yang berlangsung pada tanggal 13 hingga 18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya.

Pada upacara ini, pendeta tertinggi Pagan Roma menghimpun para pemuda dan pemudi untuk mendatangi kuil pemujaan. Mereka dipisah dalam dua barisan dan sama-sama menghadap altar utama. Semua nama perempuan muda ditulis dalam lembaran-lembaran kecil. Satu lembaran kecil hanya boleh berisi satu nama. Lembaran-lembaran yang berisi nama-nama perempuan muda itu dimasukkan ke dalam suatu wadah.

Setelah itu, masing-masing pemuda dipersilahkan untuk mengambil satu lembaran nama yang sudah diacak. Setiap nama yang terambil maka harus menjadi kekasih pemuda tersebut dan berkewajiban melayani segala yang diinginkan pemuda selama setahun hingga Lupercalian Festival tahun depan.

Tanpa ikatan perkawinan, malam menjelang tanggal 14 hingga malam menjelang tanggal 15 Februari, di seluruh kota para pasangan tersebut merayakan Making Love Day alias Malam Kemaksiatan.

Setelah itu, pada tanggal 15 Februari para pemuda mengambil satu lembar kulit kambing yang telah disembelih sebagai persembahan kepada Dewa Lupercalia dan berlari di jalan-jalan kota sambil diikuti oleh para gadis.

Jalan-jalan kota Roma meriah oleh teriakan dan canda tawa para muda-mudi, di mana yang perempuan berlomba mendapatkan sentuhan kulit kambing terbanyak dan yang pria berlomba menyentuh gadis sebanyak-banyaknya. Mereka meyakini bahwa kulit kambing tersebut mampu membuat mereka bertambah subur, bertambah muda, dan bertambah cantik.

Valentine
Valentine’s Day konon berasal dari kisah hidup seorang Santo (orang suci dalam Katolik) bernama Santo Valentinus yang rela menyerahkan nyawanya demi cinta orang lain. Ada beberapa versi tentang kisah Santo Valentinus. Versi pertama menceritakan bahwa St Valentinus merupakan seorang Katolik yang dengan berani mengatakan di hadapan Kaisar Cladius II yang berkuasa di Roma bahwa Yesus adalah satu-satunya Tuhan dan menolak menyembah Dewa-Dewi orang Roma.

Kemudian kaisar marah dan memasukkannya ke dalam penjara. Orang-orang yang bersimpati pada St Valentinus diam-diam menulis surat dukungan dan meletakkannya di depan jeruji penjara.

Versi kedua, menceritakan tentang ambisi Kaisar Cladius II yang menginginkan kerajaannya kuat dan tak terkalahkan. Oleh sebab itu diperlukan tentara berupa pemuda yang masih suci dan belum pernah menyentuh wanita. Maka Kaisar pun mengeluarkan larangan bagi pemuda untuk menjalin hubungan dengan wanita. Akan tetapi dua tokoh gereja yaitu Santo Valentinus dan Santo Marius menentang peraturan ini.

Mereka dengan diam-diam tetap menikahkan pasangan muda yang ingin menikah. Karena perbuatan mereka ini, Kaisar memerintahkan agar keduanya dipenjara dan menjatuhkan hukuman mati. Dalam versi ini, selama di penjara, St Valentinus jatuh hati pada anak seorang sipir. Anak sipir itu pun jatuh hati kepadanya. Sang gadis sering mengunjungi Valentine hingga ia dihukum mati.

Hari Valentine yang sekarang banyak dirayakan di berbagai belahan dunia secara esensi tidaklah berbeda dengan Lupercalian Festival, dimana pada kedua perayaan tersebut antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim bercampur baur dan berpesta-pora dengan segala jenis kemaksiatan yang ada.

Kedua perayaan itu mengatasnamakan cinta dan kasih sayang yang sesungguhnya hanyalah kedok belaka dari apa yang dinamakan nafsu syahwat. Jika sekarang Hari Valentine dikemas apik, bertabur coklat, boneka, kartu ucapan, dan segala pernak-perniknya, maka hal tersebut merupakan kreasi dari para kapitalis yang menjadikan ritual paganisme tersebut menjadi ritual bisnis bagi mereka.

Sudah menjadi jelas, bahwa Hari Valentine merupakan salah satu bentuk kejahiliyahan modern. Dan yang tetap merayakannya, apapun alasan dan dalihnya, maka dia telah melakukan suatu kebodohan (al-jahl) dan tidak salah jika mereka kita sebut sebagai kaum jahiliyah.

Hari Valentine dengan segala pernak-perniknya sesungguhnya tidak lepas dari arus utama konspiratif yang hendak menghancurkan ketauhidan seperti yang diajarkan para penyampai risalah sejak Nabi Adam AS hingga Muhammad SAW. Dalam pergerakan, terdapat suatu istilah yang disebut Ghouz al-Fikri (Perang/Invasi Pemikiran).

Perang ini sama sekali tidak mengucurkan darah, tidak merusak bangunan, tidak ada ledakan atau letusan senjata api. Namun, perang ini memiliki daya hancur yang lebih dahsyat dan mematikan ketimbang perang konvensional. Serangan ini bertujuan agar otak dan hati manusia berubah sehingga bisa menjadi manusia-manusia yang tunduk pada orang atau pihak yang mengendalikannya.

Dalam Protocolat Zionisme yang secara resmi dijadikan agenda bersama gerakan Zionisme Internasional, terdapat butir-butir strategi tentang Perang Pemikiran ini. Dalam beberapa pasalnya disebutkan bahwa untuk mencapai tujuan digunakan sarana-sarana seperti minuman keras, narkotika, pengerusakan moral, seks, suap, dan sebagainya.

Hal ini sangat penting untuk menghancurkan norma-norma kesusilaan masyarakat (pasal 8). Dalam pasal lainnya disebutkan bahwa pemuda harus dikuasai dan menjadikan mereka sebagai budak-budak konspirasi dengan jalan penyebarluasan dekadensi moral dan paham yang menyesatkan (pasal 24).***

H Sofyan Sirodj LC MM, Direktur Qolbu Enginering.







10 Teknologi Yang Dapat Mencegah Bumi Dari Kehancuran
radhite
Hijaukan Duniamu
7663 views

Ada anggapan dari kaum skeptis bahwa teknologi hanya merusak lingkungan. Anggapan ini menantang para ilmuwan untuk mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan.

PBB memperkirakan, hingga tahun 2030 kebutuhan energi akan melonjak sebesar 60 persen. Sebanyak 2,9 miliar manusia akan kekurangan pasokan air. Berikut 10 jenis teknologi yang tergolong dapat mencegah bumi dari kehancuran.
1. Memproduksi minyak secara alami

Ada proses bernama thermo-depolymerization, suatu proses yang sama dengan bagaimana alam memproduksi minyak. Misalnya limbah berbasis karbon jika dipanaskan dan diberi tekanan tepat, mampu menghasilkan bahan minyak. Secara alamiah proses ini menbutuhkan waktu jutaan tahun. Dari eksperiman yang sudah-sudah, kotoran ayam kalkun mampu memproduksi sekitar 600 pon petroleum.


2. Menghilangkan garam dari air laut

PBB mencatat, suplai air bersih akan sangat terbatas bagi miliaran manusia pada pertengahan abad ini. Ada teknologi bernama desalinasi, yakni menghilangkan kadar garam dan mineral dari air laut sehingga layak diminum. Ini merupakan solusi yang bisa dilakukan untuk mencegah krisis air.

Masalahnya, teknologi ini masih terlalu mahal dan membutuhkan energi cukup besar. Kini para ilmuwan tengah mencari jalan agar desalinasi dapat berlangsung dengan energi lebih sedikit. Salah satu caranya adalah dengan melakukan evaporasi pada air sebelum masuk ke membran dengan pori-pori mikroskopis.


3. Tenaga Hidrogen:

Bahan bakar hidrogen dianggap sebagai bahan bakar alternatif bebas polusi. Energi dihasilkan dari perpaduan antara hidrogen dan oksigen. Problemnya adalah bagaimana hidrogen itu dihasilkan.

Molekul seperti air dan alkohol harus diproses dulu untuk mengekstaksi hidrogen sehingga menjadi sel bahan bakar. Proses ini juga membutuhkan energi besar. Namun setidaknya ilmuwan sudah mencoba membuat laptop serta peranti lain dengan tenaga fuel cell.


4. Tenaga surya

Energi surya yang sampai di bumi terbentuk dari photon, dapat dikonversikan menjadi listrik atau panas. Beberapa perusahaan dan perumahan sudah berhasil menggunakan aplikasi ini. Mereka memakai sel surya dan termal surya lain sebagai media pengumpul energi.


5. Konversi Panas Laut

Media pengumpul tenaga surya terbesar di bumi ini adalah air laut. Departemen Energi Amerika Serikat (AS) menyebut, laut mampu menyerap panas surya setara dengan energi yang dihasilkan 250 miliar barel minyal per hari.

Ada teknologi bernama OTEC yang mampu mengkonversikan energi termal laut menjadi listrik. Perbedaan suhu antar permukaan laut mampu menjalankan turbin dan menggerakan generator. Masalahnya, teknologi ini masih kurang efisien.


6. Energi gelombang laut

Laut melingkupi 70 persen permukaan bumi. Gelombangnya menyimpan energi besar yang dapat menggerakkan turbin-turbin sehingga mengasilkan listrik. Problemnya agak sulit memperkirakan kapan gelombang laut cukup besar sehingga memproduksi energi yang cukup.

Solusinya adalah dengan menyimpan sebagian energi ketika gelombang cukup besar. Sungai Timur kota New York saat ini sedang menjadi proyek percobaan dengan enam turbin bertenaga gelombanng air. Sedangkan Portugis justru sudah lebih dulu mempraktikan teknologi ini dan sukses menerangi lebih dari 1500 rumah.


7. Menanami atap rumah

Konsep ini diilhami dari Taman Gantung Babilonia yang masuk dalam daftar Tujuh Keajaiban Dunia. Istana Babilonia terdiri atas atap yang ditanami aneka flora, juga balkon dan terasnya. Taman atap ini mampu menyerap panas dan mengurangi karbon dioksida. Bayangkan jika burung-burung dan kupu-kupu berterbangan di sekitar rumah hijau kita.


8. Bioremediasi

Ada proses bernama bioremediasi, yakni memanfaatkan mikroba dan tanaman untuk membersihkan kontaminasi. Salah satunya adalah membersihkan kandungan nitrat dalam air dengan bantuan mikroba. Atau memakai tanaman untuk menetralisir arsenik dari tanah. Beberapa tumbuhan asli ternyata punya daedah untuk membersihkan bumi kita dari aneka polusi.


9. Kubur barang-barang perusak

Karbon dioksida adalah faktor utama penyebab pemanasan global. Energy Information Administration (EIA) mencatat, tahun 2030 emisi karbon dioksida mencapai 8000 juta metrik ton.

Metode paling sederhana untuk menekan kandungan zat berbahaya itu adalah dengan menguburkan berbagai sumber penghasil CO2 seperti aneka limbah elektronik berbahaya. Namun ilmuwan masih belum yakin bahwa gas berbahaya akan tersimpan aman. Tetap saja kelak akan muncul imbas negatifnya bagi lingkungan.


10. Buku elektronik

Bayangkan, berapa ton kertas dan berapa banyak pohon harus ditebang bagi seantero dunia jika kita semua harus membeli koran, majalah, novel, buku pelajaran, buku tulis, kertas faks, sampai tisu toilet.

Buku elektronik atau surat elektronik yang lebih dikenal dengan e-book dan email memberi kontribusi sangat berarti pada kelangsungan hidup. Dengan teknologi itu, produksi kertas dapat ditekan, sehingga bahan kita tak perlu menebang terlalu banyak pohon.

Sumber :
andi Hoo - andihoo.blogspot.com

Kehilangan Uang

Takut kehilangan uang mungkin suatu hal yang lumrah pada manusia. Sebuah studi para ahli dari California, Amerika Serikat, belum lama ini berhasil menemukan bagian otak yang memicu ketakutan akan kehilangan uang.

Dalam laporan riset yang dipublikasikan jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences , para ahli mengidentifikasi daerah otak yang disebut amygdala bertanggung jawab atas perilaku seseorang saat mempertaruhkan sesuatu.

Ketika amygdala ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seseorang cenderung berani mengambil risiko sangat besar.

Amygdala merupakan bagian otak yang terdiri dari dua jaringan sebesar kacang almond. Bagian ini dikaitkan dengan perasaan dan persepsi ketakutan dan kemampuan untuk berempati.

Temuan ini, kata peneliti, menawarkan pemahaman mengenai perilaku ekonomi dan menunjukkan bahwa manusia berkembang untuk bersikap hati-hati mengenai prospek kehilangan makanan atau harta lain yang berharga.

Penulis riset ini, Benedetto De Martino dari California Institute of Technology di Pasadena dan University College of London menyatakan penelitian ini dapat menjelaskan mengapa orang akan menolak bertaruh walaupun ada peluang menghasilkan kemenangan.

"Bukti laboratorium dan kenyataan menunjukkan, orang sering menghindari risiko kehilangan bahkan ketika mereka mungkin memperoleh hasil yang lebih besar, pilihan perilaku yang disebut 'keengganan terhadap kerugian'," kata peneliti.

"Bayangkan Anda sedang dalam acara Who Wants to Be a Millionaire. Anda baru saja menjawab pertanyaan senilai 500,000 dollar dengan benar dan dihadapkan pada pertanyaan terakhir.

Anda memiliki peluang 50:50 namun tak tahu jawabannya.. Jika Anda benar, akan menang 1 juta dollar; jika salah kembali ke nilai uang 32.000. Mayoritas orang akan mengambil opsi menyerah dan pulang ke rumah dengan uang senilai 500.000, ungkapnya.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/bc/Constudoverbrain.png

Benedetto De Martino mengamati dua perempuan yang mengidap kelainan genetika langka yang disebut penyakit "Urbach-Wiethe". Para peneliti itu membandingkan reaksi kedua perempuan tersebut dengan 12 orang yang otaknya normal.

Menurut Benedetto, studi seperti itu biasanya hanya melibatkan sedikit orang karena tak mungkin atau tidak etis untuk secara sengaja merusak otak seseorang untuk melihat apa yang terjadi.
Dalam studi itu, para relawan diminta ikut taruhan, kondisi mereka mungkin menang 20 dolar atau kalah 5 dolar -- risiko yang tentu diambil oleh kebanyakan orang-- atau akan menang atau kalah 20 dolar, kondisi yang akan ditolak oleh kebanyakan orang. Kedua pasien dengan kerusakan amygdala itu malah tanpa rasa khawatir memasang taruhan sebesar 50 dolar AS.

"Kami kira ini memperlihatkan bahwa amygdala sangat penting dalam memicu rasa hati-hati ke arah penetapan taruhan saat orang mungkin kalah," kata Colin Camerera dari University College London yang juga terlibat dalam riset.

"Amygdala yang berfungsi penuh tampaknya membuat kita lebih berhati-hati. Kita sudah mengetahui bahwa amiglada terlibat di dalam proses kekhawatiran, dan itu tampaknya juga membuat kita 'takut' menghadapi risiko kehilangan uang," ungkap anggota peneliti lainnya, Ralph Adolphs.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2011 Liza Anggraini. Designed by Cute Templates Blogger.
Thanks to: Link 1, Link 2, Link 3.